SEkilas tentang seni peran & APeLaTihan GESTURE(olah Tubuh)

1. DASAR-DASAR ACTING dan OLAH TUBUH
Seringkali seseorang yang memerankan tokoh pada sebuah pertunjukan pentas teater mendapat kritikan karena permainannya dianggap jelek. Sebenarnya apa saja yang harus dipelajari dan diketahui oleh seseorang sebelum memerankan tokoh karakter di dalam peran. Hakikat seni peran adalah adalah meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah dilakukan aktor itu benar dan sudah cukup. Intinya sekali lagi pemain dalam permainan harus mampu meyakinkan penonton.
Alat modal akting aktor adalah tubuh (raga) dan sukma (rasa), itulah yang seharusnya terus menerus diasah dan dilatih agar siap dalam menghadapi, menggali serta memainkan peran. Untuk itu ada beberapa langkah dan tahapan yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
3 LANGKAH MENUJU SIAP RAGA (TUBUH)
1. Melatih kelenturan otot-otot anggota tubuh.
a. Leher, mata, mulut (expresi)’
b. Tangan (jari-jari, pergelangan, lengan, bahu)
c. Kaki (pergelangan lutut, tungkai, langkah)
2. Melatih pernafasan.
a. Bernafas dengan benar
b. Terkontrol
c. Pemupukan energi kreatif
3. Membaca dan mengeja huruf.
a. Membaca (kejelasan kata & suku kata)
b. Mengeja (huruf hidup & huruf mati)
4 LANGKAH MENUJU PENCIPTAAN
1. Melatih suara/vocal (eja – baca – paham – arah – rasa – cipta)
2. Mengasah daya pencapaian (artikulasi)
3. Memahami pengertian “suratan dan siratan”
4. Memperjkaya daya kehadiran
4 LANGKAH MENUJU TAHU & MENGERTI (MEMAHAMI)
1. Mengetahui, mempelajari & memahami sejarah teater dan budaya.
2. Menyerap pengetahuan umum.
3. Presentasi (mengasah daya ungkap.
4. Mengasah kemampuan, menganalisa dan menyimpulkan.
6 LANGKAH MENUJU SIAP SUKMA (RASA)
1. Konsentrasi dan fokus.
2. Observasi dan penyerapan (lingkungan – suasana – waktu)
3. Imajinasi (lingkungan – benda – suasana – waktu – peristiwa – kenangan)
4. Penghayatan (bentuk – irama – ritme – tempo – rasa)
5. Improvisasi (pemahaman – berkisah dengan cara berbeda)
6. Pembangunan karakter peranan (analisa – pengadeganan – jalinan – latar belakang – motivasi)
Jika langkah-langkah itu sudah dijalankan tapi masih juga ada hambatan, maka hal itu bisa terjadi karena kurang latihan, kutrang memahami, kurang konsentrasi, kurang energi, kurang motivasi. Apabila langkah-langkah diatas dianggap terlalu kompleks dan rumit, terutama lantaran harus disampaikan dalam bahasa yang sangat sederhana, maka cukup diambil langkah sederhana sebagai berikut :
  1. Calon aktor harus melatih seluruh anggota tubuhnya.
  2. Calon aktor harus tekun melatih kepekaan dan kemampuan daya ingat, konsentrasi, pengamatan imajinasi, serta ekspresi.
  3. Calon aktor harus rendah hati, disiplin, terbuka, punya tanggung jawab, menghargai orang lain, dan jujur.
  4. Calon aktor tidak bosan belajar.
  5. Calon aktor harus banyak membaca, mendengar dan melihat.
LANGKAH-LANGKAH DASAR AKTING

Latihan akting atau menjadi peran dapat membentuk aktor sebagai impersonator, interpretator, komentator, dan sebagai personality actor.
  • Sebagai Impersonator, aktor menyerahkan diri sepenuhnya memasuki peran.
  • Sebagai Interpretator, aktor tidak sepenuhnya memasuki perasn yang dibawakan tetapi identitas dirinya masih terlihat.
  • Sebagai Personality actor, yang kita dapatkan dalam televisi.
Bidang Akting
Ada 3 bidang akting yang harus digarap dalam latihan, yaitu :
1. Teknik fisik (latihan pernafasan, vocal, proyeksi atau penonjolan).
2. Teknik mental (latihan watak karakter, menganalisa dari berbagai sudut).
3. Teknik emosi (latihan menhadirkan emosi sesuai dengan tuntutan peran).
Aktor harus mampu memerintah. Memerintah badan, suara, emosi, dan semua situasi dramatik. Ia harus mampu membantu dan mengontrol karakter, apakah gerak tubuhnya dan suaranya sudah efektif, enak didengar, dan ditonton ? Tubuh aktor harus terkoordinasi secara baik mulai perpindahan (movement) harus dilaksanakan secara anggun, posisi tubuh (gesture) harus mampu memberikan penguatan bagi suaranya. Semuia itu dilakukan oleh aktor secara jelas, logis, menarik, bertujuan dan benar. Seorang aktor harus berusaha menciptakan kreasi sendiri.
Oleh sebab itu sejak muncul pertama di pentas akting, pemain hendaknya terarah dan tidak berlebihan. Pengaruh musik bharus dihayati secara seksama dan ekspresinya tampak dari mimik/muka pemain serasa tidak tegang. Setiap aktor harus berusaha mengendalikan aktingnya, artinya semua gerakannya beralasan dan tidak berlebihan. Dalam hal akting pemain memberi porsi besar agar akting bisa memberikan sugesti kepada penonton dan aktingnya bisa meyakinkan ketika membawakan peran.

Latihan Improvisasi

Untuk Materi Karantina Anggota Baru

Teater Syahid Jakarta 2005

1. Latihan improvisasi dalam seni teater modern Indonesia dipopulerkan oleh WS.Rendra dalam bukunya Bermain Drama atau Seni Drama untuk Remaja yang diterbitkan Balai Pustaka. Namun demikian hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru, khususnya dalam seni pertunjukan tradisi Indonesia yang memiliki akar kuat daya spontanitas pemain dalam penciptaan pemanggungan. Fakta itu didukung oleh kekuatan oral/lisan para pendongeng atau berbagai mitologi yang disebarluaskan turuntemurun melalui lisan dari orang-orang timur masa lalu sampai sekarang. Pada akhirnya berpengaruh pada pemanggungan sebuah cerita yang dipentaskan oleh kelompok-kelompok teater tradisi yang tidak tertuliskan dalam bentuk naskah, melainkan mereka cukup menyepakati tema atau plot sebuah cerita dan peranan-karakter masing-masing pemain yang akan dipentaskan dihadapan penonton. Adapun isi, pengembangan dialog, pengembangan emosi, watak dalam peran hingga penyelesaian cerita diserahkan sepenuhnya pada kecerdasan intuisi atau daya cipta pemain secara spontan di atas panggung.

2. Improvisasi dalam pengertian saat ini merupakan latihan pengembangan dasar dari bentuk-bentuk pelatihan elemen dasar dalam teater (olah vokal, olah tubuh, olah pikir dan olah rasa serta teori-teori pemanggungan dasar) yang telah diperkenalkan lebih dahulu kepada para calon pemain. Seperti halnya beberapa materi yang telah diberikan terdahulu.

3. Improvisasi berfungsi menumbuhkan daya aktif, inisiatif, kreatif dan inovatif setiap calon pemain, mengasah daya cipta,daya khayal dan keterampilan bermain calon aktor secara spontan di atas panggung; berdialog dengan wajar dan logis, menggunakan bahasa tubuh (gesture,bisnis acting, dan simbolisasi berbagai bentuk gerakan anggota tubuh) dengan wajar dan logis pula, kemampuan memecahkan masalah yang takterduga di atas panggung, serta keterampilan memainkan berbagai peran, ruang dan waktu. Untuk itu sebagai dasar persiapan latihan, pemain dituntut untuk lebih dahulu mampu menghancurkan berbagai halangan, beban dan hambatan yang tidak perlu terus diikuti dan dipelihara dalam dirinya, semisal; rasa minder, rasa takut, rasa malas, khawatir karena pikiran negatif, takut pakaian kotor, lagi tidak moods,dll.Sebaliknya, harus memiliki dan menjaga terus menerus pola berpikir yang positif pada segala hal.

4. Bentuk-bentuk Improvisasi dapat dikategorikan sesuai dengan target pencapaian atau fokus latihan yang kita inginkan.Hal tersebut diupayakan dapat mempermudah pengamatan kita terhadap berbagai kelemahan dan kelebihan yang dimiliki pada diri calon pemain. Semisal yang terurai di bawah ini, bagaimana keterampilan berkata-kata atau berdialog menjadi target utama sebagai media bahasa penyampai pesan dari apa (isi pikiran dan perasaan) yang ingin diekspresikan para pemain kepada penonton. Adapun tubuh sebagai target selanjutnya diposisikan sebagai media penyampai pesan yang masih berfungsi dalam kerangka pendukung, penguat, dan isyarat verbal dari bahasa lisan tersebut. Sebelum pada akhirnya tubuh menjadi bahasa dan symbol yang mampu berdiri sendiri tanpa membutuhkan verbalisasi kata-kata.

A. Improvisasi berbasis kata-kata.

Target pelatihannya; calon aktor dapat trampil dalam berbicara dan berdialog secara verbal, runut-logis, dan wajar layaknya keseharian serta mampu menyelesaikan ide/gagasan baik terduga ataupun yang tidak terduga di atas panggung.

· Latihan tahap pertama, diawali dengan acara perkenalan masing-masing diri calon pemain.Caranya; setiap individu diberikan kesempatan di atas panggung selama 1 s/d 5 menit untuk dapat menceritakan suatu pengalaman faktual (lahir dan atau batin) yang dialaminya baik secara langsung maupun tidak langsung.Calon pemain dipersilahkan pula untuk menggunakan berbagai benda atau property (bila dibutuhkan) yang mampu menguatkan dari pesan yang ingin disampaikan. Selanjutnya berkembang dengan cara memainkan dirinya sendiri di atas panggung secara bersama (berdua,bertiga,dan berempat).Adapun temanya masih berkutat saja dulu seputar kehidupan sehari-hari para calon pemain itu; bagaimana kesehariannya di rumah, di kontrakan, di kuliahan dll selama 5 s/d 10 menit. Pada tahap ini juga, para calon pemain dipersilahkan untuk memasukan adegan meniru-niru berbagai gaya (bicara,gerak,jalan) siapapun yang diingatnya.

· Latihan tahap kedua, para calon aktor mulai mempersiapkan dirinya untuk memainkan peran orang lain di luar dirinya. Metode ini memiliki dua kategori;

a. Tema, peranan, tempat/ruang, waktu, suasana dan plot cerita didiskusikan dan disepakati lebih dahulu baik sebagian maupun keseluruhannya oleh para pemain.

b. Tema, peranan, tempat/ruang, waktu, suasana dan plot cerita tidak dibicarakan atau disepakati lebih dahulu, baik sebagian maupun keseluruhan darinya oleh para pemain sebelum masuk panggung.

Catatan;

a. Kategori kedua memiliki resiko permainan lebih tinggi ketimbang yang pertama. Sebab sangat dibutuhkan sebuah kesiapan mental calon pemain yang bagus; Mengkonsentrasikan semua pikiran, perasaan dan tubuhnya terhadap apa yang tengah terjadi dan akan terjadi di atas panggung.Istilah Stanislavsky;Now and here; Menyimak dengan seksama semua dialog atau laku pemain lain yang telah memasuki panggung lebih dahulu, sambil meraba ide peranan yang dipilihnya, sebelum memasuki panggung untuk merespon dengan waktu yang tepat. Jangan kaget bila apa yang telah anda persiapkan (peranan,tema,waktu,tempat,suasana dan plot cerita) di alam ide anda, ternyata pada prakteknya tiba-tiba melenceng atau jauh dari apa yang telah anda bayangkan sebelumnya. Pada fase ini anda kembali dituntut, sejauhmana daya kreativitas anda ditantang untuk dapat mengatasi situasi dan kondisi semacam itu. Apalagi semakin banyak jumlah pemain di atas panggung akan semakin berat tantangan yang akan anda hadapi.

b. Jumlah Pemain atau lawan dialog permainan akan meningkat; mula-mula akan kita coba dua orang-dua orang, lalu tiga orang-tiga orang, kemudian empat orang-empat orang dan seterusnya. Sampai kemudian semua peserta yang mengikuti pelatihan ini mencoba merangkai/membuat sebuah jalinan cerita secara bersama-sama dari kategori kedua di atas.Kita coba batasi jumlah pemain di atas panggung maksimal 4 orang. Para pemain berhak memilih peran yang diinginkan sesuai dengan konteks cerita dan masalah yang telah ditawarkan oleh tokoh pertama,kedua atau ketiga yang lebih dahulu memasuki panggung.

Tips; Siapkan sebanyak-banyak ide cerita dan peran dalam diri anda ! Sebab anda akan dapat segera memilih ide lain untuk memecahkan kegagapan yang anda hadapi karena ide pertama dan kedua (bayangan) anda mungkin tidak sesuai dengan praktik yang terjadi. Selain tentunya anda harus membiasakan terus bergairah (adanya keinginan keras,dan penuh emosional), tenang dan berjiwa besar pada bentuk apapun yang akan anda temui.

B. Improvisasi berbasis tubuh.

Target pelatihannya; Menyiapkan para calon pemain agar mengerti dan terampil menggunakan (anggota) tubuhnya sebagai bahasa atau media penyampai pesan, baik secara verbal dan non-verbal (gesture/isyarat/sikap/langkah,symbol/tanda,dan idiom) di atas panggung.

· Latihan tahap pertama, setiap pemain bergiliran memainkan satu adegan kecil atau peristiwa singkat di atas panggung tanpa menggunakan kata-kata verbal. Dibawah ini ada beberapa contoh. Mainkanlah:

a. Jam 9 pagi, seseorang tergesa-gesa pergi ke sekolah untuk mengikuti ujian akhir karena terlambat (kesiangan). Sampai di halte, ia semakin gelisah karena mobil yang sudah lama ditunggu tak juga datang. Akhirnya, dengan rasa kecewa, rasa khawatir bercampur keluh kesah dan putus asa ia putuskan untuk tidak masuk sekolah.

b. Malam hari, seorang peronda mengelilingi kampungnya.

c. gfhfgffhfhg

· Latihan tahap kedua, para calon pemain akan dibagi dalam beberapa kelompok, dan di setiap kelompok diisi maksimal oleh 3(tiga) orang calon pemain. Materi ini sesungguhnya tak jauh beda metodenya dengan tahap kedua dalam improvisasi berbasis kata-kata di atas.Prinsipnya ada bentuk latihan tersebut yang telah direncanakan, dan ada bentuk yang tidak direncanakan sebelumnya di antara pemain dalam sebuah kelompok sebelum memasuki panggung. Adapun perbedaannya jelas pada fokus media yang digunakan.Pada bentuk improvisasi berbasis tubuh ini, calon pemain harus

5. Bentuk improvisasi dalam proses pelatihan dasar untuk kali ini, saya akan konsentrasikan lebih dahulu pada keterampilan berbicara/berkata-kata para calon pemain secara spontan, wajar dan logis/sistematis. 

############################################################################

2. SENI PERAN

SENI PERAN
Pada pementasan Teater, seringkali seseorang yang memerankan Tokoh, mendapat kritikan karena permainannya yang jelek. Untuk megurangi kritikan tersebut, mungkin seorang actor / Akrtis harus lebih mengetahui dan mempelajari tentang apa itu SENI PERAN.Mari kita sama – sama belajar dan mengetahui SENI PERAN, agar sebagai AKTOR / AKTRIS dalam memerankan Tokoh didalam teater nantinya, kita dapat meminimalisir / mengurangi kritikan yang akan didapat.
Agar mudah kita pakai saja metode TANYA JAWAB.
Berikut ini adalah Tanya jawab seputar Seni Peran.

Apa yang harus dilakukan agar menjadi aktor yang baik?
Hakiki seni peran adalah meyakinkan. Jika berhasil meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah dilakukan aktor benar, itu sudah cukup. Ada beberapa harga dari pemain, disamping yang meyakinkan dan itu benar, yakni pura – pura, meniru atau/dan tidak meyakinkan. Yang tidak meyakinkan, tentu kurang baik. Pura – pura juga tidak baik. Dalam hal meniru, jika meyakinkan tidak apa – apa. Intinya sekali lagi permainan harus mampu meyakinkan penonton.
Alat actor adalah tubuh / raga dan sukmanya. Itulah yang harus terus menerus di asah dan dilatih agar siap dalam menghadapi, menggali dan memainkan peranan. Untuk itu ada beberapa langkah dan tahapan yang harus diperhatikan.

1. Melatih Kelenturan Otot – otot Anggota Tubuh.
a. Leher-mata (ekspresi) mulut.
b. Tangan ( jari – jari, pergelangan, lengan dan bahu).
c. Kaki (pergelangan lutut - tungkai – langkah).

2. Melatih Pernafasan.
a. Bernafas dengan benar dan terkontrol adalah pemupukan energi kreatif.

3. Membaca (kejelasan kata,suku kata dan huruf mati).
4. Mengeja huruf hidup (A-I-U-E-O)

Kemudian Empat Langkah Menuju Penciptaan :
1. Melatih suara/vocal.
a. Pengasaan alat ucap (eja, baca, paham, arah, rasa, cipta)
2. Mengasah daya penyampaian (artikulasi).
3. Memahami pengertian ‘suratan’ dan ‘siratan’.
4. Memperpeka ‘daya keahadiran/appearance’ (factor X).

Berikutnya Empat Langkah Menuju Tahu dan Mengert (Pemahaman).
1. Mengetahui, mempelajari dan memahami sejarah teater dan sejarah budaya (dunia dan Indonesia).
2. Menyerap pengetahuan umum.
3. Prestasi (mengarahkan dan ungkap/daya penyajian).
4. Mengasah kemampuan menganalisa dan mnyimpulkan.

Untuk Pengembangan wawasan Diperlukan :
1. Membaca.
2. Memperhatikan (menyerap).
3. Berbicara (mengutarakan perasaan, pikiran dan pendapat).
4. Menganalisa ( menyimpulkan).

Selanjutnya Enam Langkah Menuju Siap Sukma :
1. Konsentrasi dan fokus.
2. Observasi dan penyerapan (lingkungan-suasana-waktu).
3. Imajinasi (lingkungan-benda-suasana-waktu-peristiwa-kenangan)
4. Penghayatan (pemahaman, berkisah dengan cara berbeda).
5. Pembangunan karakter peranan (analisa-pengadeganan-jalianan-latar belakang motivasi)

Jika langkah – langkah itu sudah tearjalankan tapi masih juga ada hambatan, maka hal itu bisa terjadi karena :
1. Kurang berlatih.
2. Kurang memahami.
3. Kurang konsentrasi.
4. Kurang energi.
5. Kurang motivasi.
6. Kurang bakatnya.

Apabila langkah – langkah di atas dianggap terlalu kompleks dan rumut, terutama lantaran disampaikan dalam bahasa yang sangat sederhana, maka cukup diambil langkah – langkah sederhana sebagai berikut :
1. Calon actor harus melatih seluruh anggota tubuhnya.
2. Calon actor harus tekun melatih kepekaan dan kemampuan daya ingat konsentrasi-pengamatan-imajinasi-ekspresi.
3. Calon actor harus banyak membaca, mendengar dan melihat.
4. Calon actor harus rendah hati, disiplin, terbuka, punya tanggung jawab, menghargai orang lain dan jujur.
5. Calon actor harus tidak bosan belajar.

Apakah untuk jadi seorang aktor diperlukan bakat?
Bakat memang perlu, tapi penguasaan teknik bermain bisa menutupi kekurangan dalam hal bakat. Sesungguhnya sulit untuk mengukur bakat dalam waktu yang singkat. Diperlukan kepekaan yang bijaksana dalam menilai ada tidaknya bakat seseorang.
Bakat, bagaimanapun harus diasah. Jika tidak, ibarat pisau, bakat akan berkarat dan tidak siap untuk memerankan peranan.

Seandainya tidak berbakat, bisakah seseorang bermain teater?
Meskipun tidak punya bakat, seseorang tetap bisa bermain teater asal ma uterus menerus berlatih. Oleh karena itu, actor bisa bermain beradaskan bakat atau teknik bermain. Kalau hanya mengetahui teknik/teori permainan, mungkin tempatnya adalah guru acting. Tapi kalau memang punya bakat besar dan memilih acting sebagai pilihan utana dan hidupnya, sampai rtua pun dia tetap bertahan. Kedua bekal itu bisa dimanfaatkanuntuk jadi modal acting. Tapi bakat besar pun, kalau tudak dilatih akan percuma.
Ada seorang actor yang aktingnya bagus, tapi itu terjadi sebelum dia mengetahui teknik/teori acting. Tapi begitu dia diberitahu teknik/teori bermain teater, mainnya menjadi jelek. Mengapa begitu? Karena dia mengawinkan teknik dengan bakat yang sudah dia miliki sebelumnya. Bakat adalah anugerah, sedang teknik hanya alat. Jika bakat sudah menemukan jawabannya, maka teknik tak diperlukan lagi. Tujuan dari seni peran/acting adalah “meyakinkan” dan diwujudkan dengan penuh “keindahan”,sesederhana itu.

Apakah yang doimaksud dengan ‘posisi tubuh” seorang actor?
Secara garis besar, posisi tubuh seorang pemain diatas panggung dibagi menjadi 8 (delapan) bagian. Bayangkan jika kamu menghadap keoarah kursi penonton/auditorium, lalu tarik garis melingkar dengan kedua kaki dimana kamu berdiri menjadi titik pusatnya!
Jika kamu menghadap kedepan, itu disebut posisi ‘Menghadap Kedepan’ atau full front. Berputar kekiri setengah kali 45 derajat, disebut ‘3/4 Terbuka Kiri’. Berputar lagi hingga kesamping kiri disebut ‘Profil Kiri’. Jika kamu berputar lagi kebelakang setengah kali 45 derajat, disebut ‘1/4 Terbuka Kiri’. Jika penuh menghadap kebelakang, itu disebut ‘Menghadap Kebelakang atau Full Back’. Kamu berputar kedepan setengah kali 45 derajat, disebut ‘1/4 Terbuka Kanan’. Berputar lagi hingga menyamping disebut ‘Profil Kanan’. Apabila berputar lagi setengah kali 45 derajat, disebut ¾ Terbuka Kanan’. Sampai akhirnya posisi kamu kembali Full Front lagi!.
Itulah yang disebut dengan posisi tubuh seorang actor.
Apa guna posisi itu? Dalam keseharian, kita selalu mengubah posisi tubuh berdasarkan kebutuhannya. Demikian pula actor di atas panggung. Harga semua posisi tubuh sama tergantung kebutuhannya. Baik yang Full Front (jika hendak memberi pertanyaan/pidato) mau pun yang Full Back (jika hendak memberi kesan suspens atau misterius)

Apakah yang dimaksud dengan improvisasi?
Improvisasi adalah ‘jalan keluar jika keadaan memaksa’. Misal, lawan main lupa dialog sehingga adegan harus diselamatkan. Disini terlihat kemampuan pemahaman dari seseorang actor. Jika dia sudah paham lakon, peranan, peristiwa dan adegannya maka dia akan menjadi penyelamat. Dia akan menggiringi lawan main dengan dialog yang mungkin tak ada didalam naskah. Upaya itu bisa membuat lawan main yang lupa dialog segera ingat kembali dialog berikutnya. Aktor sehebat apapun, bisa mendadak blank atau kosong dan tak tahu apa yang harus didialogkan.Penyebabnya macam – macam.

Apakah seorang actor harus bisa menari dan bernyanyi?
Dimasa lampau, seorang actor wajib belajar menyanyi, menari/berdansa, bermain anggar dan naik kuda (untuk actor film). Didalam naskah –c naskah klasik, sering terdengar adegan – adegan dimana actor harus menyanyi, berdansa atau bermain anggar. Jika ada adegan perkelahian diatas panggung, maka actor harus belajar teknik – teknik berkelahi. Naskah – naskah masa kini jarang yang mematokkan adegan tari-nyanyi atau main anggar. Namun memang sebaiknya actor belajar olah gerak (untuk kelenturan tubuhnya) dan menyanyi (olah suara) yang pasti akan sangat bermanfaat.

Modal apa yang diperlukan seseorang untuk bisa menjadi actor?
a. Raga (tubuh), olah suara termasuk didalamnya.
b. Sukma (rasa/emosi, imajinasi, interprestasi/tafsir, penghayatan, ekspresi, pengamatan, penyerapan luar-dalam).

Dengan modal hal – hal itu, apa yang selanjutnya harus dilakukan?
Seorang aktor harus melatih tubuh dan sukmanya secara terus – menerus.

Untuk semuanya harus dilatih?
Agar sebagai aktor, siap memainkan peranan apa saja dan sanggup mengkomun ikasikannya pada penonton dengan meyakinkan.

Bagaimana seorang actor harus melatih suara?
Seorang actor harus berlatih intensif untuk dapat bersuara keras dan jelas. Keras bukan berarti ngotot atau berteriak sampai otot kejang.

Mengapa seorang actor harus melatih suara?
Karena suaranya harus dapat menguasai ruang dan terdengar sampai penonton yang duduk paling belakang.

Mengapa seorang actor harus melatih tubuhnya?
Seorang actor harus melatih tubuhnya sedemikian rupa agar penonton yakin dengan apa yang diperankannya. Misalnya untuk menjadi kakek, seorang actor harus melatih tubuhnya untuk menjadi seperti kakek. Bokannya harus bongkok – bongkok, tetapi bertindak serta bersikap sesuai tubuh dan jiwa seusia kakek tersebut. Tubuh harus disiapkan untuk menerima peran kakek.
Selama pementasan atau ketika sedang bermain diatas panggung actor harus dapat menahan kencing, lapar, haus, sakit perut atau sakit pinggang. Yang penting penonton yakin dengan apa yang diperankan.

Apakah yang dimaksud dengan seni peran?
Seni peran adalah seni berganti peran.

Apa yang diperlukan agar dapat berperan dengan baik?
Seorang actor harus melakukan pengamatan dan penelitian. Seorang actor adalah seorang peneliti. Aktor harus mengamati dan meneliti berbagai aspek yang ada dilingkungan sekitarnya. Misalnya sebagai berikut :
a. Ketika seorang actor akan memainkan peran seorang bapak yang galak, maka dia harus mengamati bapak – bapak yang galak sebagai bandingannya.
b. Ketika seorang actor diminta berperan menjadi anak jalanan, maka dia harus mengamati tingkah laku, cara berpakaian dcan sikap anak jalanan.

Apa saja yang ahrus diamati seorang actor untuk melengkapi peranan?
a. Aspek ekonomi.
Orang yang punya uang seratus juta dengan orang yang tidak punya uang sama sekali akan tampak beratbeda dalam hal sikap, cara berpakaian,
b. Aspek social.
Seorang anak jalanan tidak mungkin ditunggui oleh babby sitter.
c. Aspek budaya.
Cara bicara orang Jawa berbeda dengan orang Sunda.

Kapan sebaiknya pengamatan dilakukan?
Selama masih ingin menjadi actor.

Apa guna pengamatan?
Agar menjadi memori untuk dibangkitkan lagi dalam melengkapi peran.

Apa yang paling penting ketika seseorang berada di atas panggung?
Mengingat apa tujuan dari tokoh yang diperankannya sehingga dia tau persis apa yang akan dilakukannya. Tujuan itu harus disampaikan pada penonton. Misalnya ada seorang laki – laki dan perempuan kehilangan anak.Tujuannya ketika berada dipanggung adalah mencari anaknya. Dengan demikian, dia tahu persis apa yang akan dilakukannya di atas panggung.

Dalam menjalankan perannya, bagaimanakah seseorang harus berakting?
Dalam berakting, seorang actor tidak boleh berpura – pura. Dia harus menciptakan kebenaran peran. Ketika bermain sebagai orang gila, dia harus benar – benar menjadi orang gila. Seorang actor harus sesungguhnya menjadi peran itu sehingga penonton yakin bahwa dia memang tokoh yang sedang diperankannya.

Apa yang membuat permainan actor / aktris dinilai bagus?
Seorang actor/aktris dinilai bagus permainannya bukan karena tampang, peranan atau ceritanya. Bukan pula karena dia mampu menangis terus dari awal sampai akhir sandiwara. Seorang actor/aktris dikatakan bagus jika dapat bermain dalam peranan apa saja.

Apa yang terpenting dilakukan seorang actor?
a. Konsentrasi
Aktor harus menghafal naskah dan menjadikannya bagian dari dirinya, lalu menyampaikannya kepada penonton secara baik dan meyakinkan. Daya ingat (daya hafal) menjadi lebih tajam karena konsentrasi. Konsentrasi adalah untuk menjadi peranan.
b. Imajinasi.
Tanpa imajinasi, permainan menjadi kering.
c. Kerja sama.
Terutama daengan lawan main dan alat – alat panggung.

Kenapa seorang actor harus berkonsentrasi menghafal dan menjadikan hafalan bagian dari dirinya?
Kalau tidak menjadi bagian dari dirinya,aktor akan terlihat kaku dan terkesan menghafal saat tampil dipanggung. Terkesan menghafal adalah yang paling tidak boleh dilakukan oleh seorang actor dipanggung.

Bagaimana jika konsentrasi seorang actor kurang baik?
Dia dapat mengganggu jalannya latihan atau pertunjukan. Jika dia salah kata, orang bisa tidak mengerti. Kata yang terbalik – balik berakibat tidak akan dimengerti oleh lawan main atau penonton.

Seorang actor harus berkonsentrasi pada apa saja?
a. Hafalan dialog naskah dan nyanyian jika ada nyanyian.
b. Penonton, jika penonton bereaksi atau merespons permainan.
c. Gerakan. Aktor harus ingat kapan bergerak dan bergerak kemana, dan berbuat apa ditempat itu.

Kenapa pemain harus berkonsentrasi sebelum pertunjukan dimulai?
Konsentrasi sangat diperlukan untuk memusatkan pikiran hanya kepada apa yang akan dilakukan diatas panggung. Tanpa konsentrasi, mungkin dipanggung bisa lupa dialog atau lupa giliran masuk. Dengan konsentrasi, begitu panggung dibuka, pemain sudahsiap untuk apa saja. Berdialog, menyanyi, menari, bermain pedang. Atau apa saja sesuai karakter tokohnya.

Sebelum pertunjukan dimulai,jam berapa pemain harus berada di tempat pertunjukan?
Pentas malam hari biasanya dimulai pada pukul 20.00. Pemain dan seluruh pendukung pertunjukan harus dating pada pukul 14.00 untuk pengenalan lingkungan. Pukul 16.00 atau 17.00 pemain melakukan pemanasan dan mulai berdandan. Pada pukul 18.00 para pemain makan,disambung briefing oleh sutradara. Kemudian dilanjutkan dengan berdo’a bersama. Setengah jam sebelum pukul 20.00, semua harus berkonsentrasi untuk menyatukan seluruh energi luar dalam demi suksesnya pertunjukan. Akhirnya pentas dimulai hingga pukul 22.00 atau 23.00. Sesudah pentas, ada sutradara yang melakukan evaluasi malam itu juga, tapi ada yang melakukan evaluasi esok malamnya.

Apa yang dimaksud dengan imajinasi?
Imajinasi itu seperti khayalan. Tapi (dalam teater) imajinasi adalah nyata. Misal, jika seorang actor membayangkan ada sebuah apel ditangannya, maka dia harus dapat membayangkan apel tersebut secara utuh. Aktor harus dapat membayangkan besarnya, beratnya, warnanya, bintik – bintiknya, tangkainya diatas atau dibawah sampai rasanya. Bagaimana memakannya, dicuci dulu atau tidak, dikupas dulu atau tidak, dipotong dulu atau langsung dimakan. Yang terpenting, actor itu harus dipercaya dengan apa yang diimajinasikannya. Ketika seorang aktor berimajinasi memegang apel dan memakannya, maka dia betul – betul merasakan bahwa apel tersebut dipegang dan dimakan sehingga penonton betul – betul percaya bahwa aktor itu sedang makan apel.

Bagaimana kalau perannya orang yang marah – marah dan harus menampar?
Jika harus marah, seorang actor harus betul – betul marah sehingga lawan mainnya merasakan kemarahan tersebut. Jika menampar seorang actor tidak boleh menampar sungguhan. Dia harus punya kesadaran dan menggunakan teknik menampar. Kesadaran dalam acting itu perlu,supaya dia tampak seperti ditampar atau sedang meanampar. Dia harus merasakan seperti sungguh – sungguh ditampar atau sedang menampar sehingga penonton pun yakin apa yang telah dilakukannya itu benar dan meyakinkan.

Bagaimana melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan?
a. Melalui pengamatan / observasi.
b. Kalau tak ada yang bisa mengami, bisa baca buku, Koran atau beartanya pada orang lain yang pernah mengalami.
c. Lakukan dengan imajinasi. Didalam imajinasi semua akan tergambar.

Apa yang harus dilakukan ketika seseortang mendapat / menerima peranan?
a. Membaca naskah dengan seksama.
b. Mengetahui identitas tokoh yang akan diperankannya (usia, jenis kelamin, marital status, pendidikan maupun asal etnis-geografis).
c. Mengetahui latar belakang social, ekonomi dan budaya (cara bicara, logat),dan segala atribut yang menyertainya, seperti cara berpakaian, sikap dan pandangan hidupnya, dan nilai – nilai moral/social budaya. Misal, ada tokoh yang tidak mungkin memakai warna merah karean warna merah dalam kondisi social budayanya dianggap sakral. Atau mungkin karena didekat rumahnya banyak banteng, dia nggak mungkin pakai baju warna merah.
d. Mengetahui alas an dan tujuan keberadaan tokoh yang diperankan.

Apa perbedaan acting didepan panggung dan didpan kamera?
Medianya berbeda tapi aktingnya sama. Namun karena anggung punya jarak dengan penonton, volume suara harus lebih keras. Bicara tidak boleh terburu – buru. Kamera punya pengatur jarak dan mikrofon yang merekam suara. Jadi, bicara tidak perlu berteriak. Ekspresi tidak boleh terlalu besar karena akan terkesan over acting.

Bagaimana jika actor menangis?
a. Konsentrasi
b. Mengingat pengalaman sedih yang pernah membuat kita menangis, missal dimarahi orang tua. Pengalaman itu diingat lagi sampai hati tersentuh sehingga membuat kita sedih sampai keluar air mata (memory of emotion).

Mana yang lebih sulit, main pantomim atau teater?
Pantomim adalah salah satu dari unsur teater. Dalam pelatihan olah tubuh, akan alatihan – latihan agar actor mampu mengolah tubuhnya dengan lentur. Pengetahuan pantomim akan dipergunakan sebagai dasar berangkat untuk latihan – latihan itu.
Eksptresi bias juga disebut sebagai ‘bahasa wajah’ atau ‘bahasa tubuh’. Pantomom sering disebut sebagai bahasa wajah dan tubuh sebab mereka tidak menggunakan kata/bahasa yang baku. Kadang mereka menggunakan bunyi/suara, tapi tak jelas apa. Segala sesuatu yang hendak disampaikan hanya diucapkan lewat ekspresi wajah dan tubuh. Meski begitu, para pemain pantomim berupaya keras agar penonton bias memahami setiap ekspresi yang disajikan.

Bagaimana cara menghilangkan grogi?
a. Konsentrasi.
b. Ingat kepada tujuannya diatas panggung. Kalau tidak tahu untuk apa tujuannya berada diatas panggung, pasti akan grogi.
###############################################################################

3.Latihan Olah Tubuh

Sebagai seorang aktor, kita harus senantiasa berusaha agar fisik dapat bergerak secara fleksibel, disiplin, dan ekspresif. Tubuh yang fleksibel adalah tubuh yang lentur, mampu memainkan berbagai tokoh berikut karakter yang dimilikinya. Sedangkan disiplin adalah kemampuan tubuh dalam mengatur takaran gerak yang diperlukan. Tubuh juga harus ekspresif, yaitu mampu menampilkan permainan akting sesuai dengan karakter serta perasaan hati tokoh yang dimainkan.
Berikut adalah contoh latihan Olah tubuh yang disarankan oleh Litz Pisk 15 menit sebelum pentas / memainkan peran atau bisa dilakukan sebagai olahraga sehari-hari
1. Lat.1
  1. Berdirilah dengan kedua kaki yang berjarak 30 cm.
  2. Tariklah nafas perlahan-lahan, biarkan kepala, bahu dan tulang punggung melemah jatuh kedepan hingga tubuh anda membungkuk.
  3. Bengkokkan lutut sedikit saja.
  4. Tariklah nafas secara teratur sambil berdiri meregangkan tubuh.
  5. Lakukan sekali lagi option a s.d.c kemudian jatuhkan tubuh serendah-rendahnya dengan membengkokkan lutut.
  6. Biarkan tubuh bagian atas membulat kedalam.
  7. Sambil menarik nafas, berdirilah perlahan-lahan dan regangkan tubuh.
  8. Tetaplah berdiri dan cengkramlah lantai dengan jari jemari kaki.
  9. Turunkan kedua lengan dan lepaskan ketegangan dibagian dalam pelan-pelan dan mendesahlah dengan nada suara “ haaaaaaa…..”
  10. Tutuplah kedua mata dan berayunlah sedikit ke arah depan dan belakang.
  11. Pelan-pelan, kurangilah gerakan mengayun sampai kembali diam dan bukalah kedua mata.
2. Lat II
  1. Berdirilah dengan kedua kaki direnggangkan. Bengkokkan sedikit kedua lutut, kemudian turunkan bagian pinggul, lakukan gerakan kedepan dan belakang secara perlahan.
  2. Tempatkanlah tubuh dalam posisi merangkak dengan kedua lutut dan lengan sebagai penopang tubuh, gerakan tulang punggung melengkung keatas, kebawah dan melurus.
  3. Bangkit dan berdirilah dengan kedua kaki sedikit direnggangkan. Bengkokan kedua lutut sekedarnya saja. Turunkan pinggul lalu letakkan kedua tangan diatas masing-masing lutut. Lengkungkan tulang pinggang, Cekungkan dan lalu kembali melengkung lagi. Sekarang cobalah mengulang tubuh bagian atas menghadap ke atas.
  4. Berdirilah dengan kedua kaki, direnggangkan, kemudian turunkan pinggul dan merendahlah sehingga berjongkok dengan bertumpu pada kekuatan daya dukung lutut. Bungkukkan tubuh bagian atas , tarik tulang ekor masuk kearah dalam dan lalu perlahan duduklah di lantai  luruskan kedua kaki dan gerakkan tulang punggung kebelakang sehingga seluruh  punggung tergeletak dilantai dengan tenang.
  5. Gulungkan seluruh punggung kedepan sehingga membungkuk diatas kaki dan regangkan kedepan kemudian berdirilah dalam posisi melangkah dan mulailah berjalan dalam gaya lambat. Perbesarlah kecepatannya dalam tempo yang wajar, maju, mundur, melingkar, jangan lupa untuk tetap mengatur pernafasan
3. Lat III
  1. Berjalanlah dengan keadaan telapak kaki yang terluka karena tertusuk paku.
  2. Berjalanlah perlahan sambil bersandar pada dinding karena melihat sesuatu yang menakutkan
  3. Jadilah seorang kakek yang berlari menyongsong kehadiran cucunya.
  4. Ditengah jalan anda kebingungan mencari dompet anda yang hilang.
  5. Karena lama berdiri ditengah lapang, anda kecapaian dan terkulai pingsan
4. Lat. IV
  1. Berdirilah dengan kedua kaki direnggangkan 40 cm dan tariklah nafas dalam-dalam.
  2. Pada saat mengeluarkan nafas dilakukan dengan suara berdesah, biarkan tubuh bagian atas tenggelam kedepan sehingga melengkung kesebelah dalam, lalu melemahlah sehingga mencapai posisi setengah berjongkok.
  3. Ketika menarik nafas luruskan kedua kaki sehingga tegak dan biarkan sendi-sendi tulang punggung bergulung keatas.
  4. Ambilah posisi baru dengan bertumpu pada tangan dan lutut dan bergeliang-geliutlah dengan tulang punggung.
  5. Berdirilah dengan kedua kaki agak dijarangkan.Biarkan kepala menunduk kedepan. Biarkan kepala bergantung, lalu naikan lagi dengan mengawalinya pada pangkal tulang leher.
  6. Tarik kedua sendi peluru persendian bahu keatas, lalu turunkan dengan pelan sekali. Goyangkan bahu,kedua lengan dan tangan.
  7. Secara bergantian naikan kedua kaki kedepan dan goyangkan kaki sambil menurunkanya.
  8. Duduklah dikursi, sekarang goyangkan kedua kaki dengan sempurna.
  9. Duduklah dilantai bengkokkan kedua lutut dan bulatkan tubuh bagian atas kedepan.Lepaskan gulungan tulang punggung sehingga seluruh punggung menyatu dilantai.
  10. Tidurlah terlentang dilantai, biarkan kedua kaki dan lengan melepas dari persendiannya menjulur keluar.Lebarkan kedua kaki dan lengan dan percayakan seluruh bobot tubuh pada dukungan lantai.
  11. Bangkitlah dan rasakan perubahan kondisi badan yang tadinya berada pada posisi horizontal kedalam posisi vertikal.
  12. Berdiri tegak, tarik nafas, regangkan seluruh tubuh yang bermula dari bagian tengah tulang punggung sampai keujung jari-jari tangan.
  13. Turunkan kedua lengan tetaplah berdiri tegak dengan topangan bagian tengah punggung.
  14. Kendorkan regangan tubuh dengan cara membiarkan setiap ruas tulang punggung saling bertindihan satu diatas lainnya, dan lepaskan nafas dengan suara Aaaaaaaahhhhhhhh…!
  15. Tetaplah diam, hening, serta bebaskan diri dari berbagai ketegangan dan rasakan adanya dukungan mandiri tubuh anda
( Diambil dari Dartum Ipung Kusmawi, S.Pd, A. Rois Affandi, 2007, Buku Modul, Seni Budaya Program Belajar Paket C Setara SMA , Arya Duta, Depok )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

menjadi sutradara? (from internet)